Tahun 2025 menjadi babak penting dalam sejarah Bitcoin. Apa yang dimulai sebagai pemberontakan terdesentralisasi terhadap kontrol moneter kini terjalin dalam strategi negara dan institusi.
BeInCrypto berbicara dengan beberapa tokoh kunci di industri kripto dan Web3 untuk mengungkap bagaimana inovasi ini akan mempengaruhi ekosistem di tahun mendatang.
Terima kasih khusus kepada Monty Metzger (LCX), Kevin Lee (Gate), Alex Andera (Algos One), Mike Ermolaev (Outset PR), dan Allan Bartholomew (Aspire Capital) atas wawasan yang mereka bagikan.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030
Kebangkitan Bitcoin sebagai Aset Strategis bagi Negara dan Korporasi
Menurut data Bloomberg, lebih dari US$6 miliar mengalir ke exchange-traded fund (ETF) Bitcoin yang terdaftar di AS hanya pada bulan Mei. ETF Bitcoin spot BlackRock (IBIT) juga melampaui US$70 miliar dalam aset kelolaan, menjadi ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah AS.
Arus masuk ini mencerminkan keyakinan yang semakin besar di kalangan investor institusi. Bitcoin semakin dipandang sebagai alokasi portofolio inti ketimbang aset pinggiran.
Perubahan institusional ini nampaknya telah mencapai tingkat tertinggi dalam era pemerintahan. Mengingat selama pemerintahan Trump, AS mendirikan Strategic Bitcoin Reserve melalui perintah eksekutif. Keputusan untuk mendiversifikasi cadangan nasional dan melindungi dari risiko moneter global adalah bagian dari pemikiran ulang yang lebih besar tentang peran Bitcoin dalam keuangan negara.
Bagi sebagian orang, hal itu merupakan titik balik dalam perkembangan Bitcoin. Saat berubah dari aset digital yang volatil menjadi alat strategi moneter. Monty Metzger, CEO LCX, melihat cadangan nasional sebagai awal saja.
“Perusahaan akan mengikuti untuk melindungi dari erosi fiat. Tokenisasi menjembatani pasar modal lama dengan infrastruktur blockchain, membuka pintu bagi ekonomi kripto global yang diatur dan bernilai triliunan dolar,” ujarnya.
Pandangan Monty dibagikan oleh pemimpin industri lainnya yang melihat perubahan struktural sedang berlangsung. Kevin Lee, Chief Business Officer di Gate, menunjuk tahun 2025 dan 2026 sebagai tahun-tahun penting, mendapat dorongan dari integrasi institusional, momentum regulasi, dan inovasi skala.
“Dengan ETF Bitcoin kini menjadi bagian dari lanskap keuangan, kami mengantisipasi lebih banyak institusi tradisional tidak hanya memasuki pasar, tetapi juga mengintegrasikan aset kripto ke dalam strategi jangka panjang, baik melalui kustodi, penyelesaian, atau diversifikasi treasury,” tambah Lee.
Peningkatan Adopsi Memicu Kekhawatiran atas Volatilitas dan Sentralisasi
Walaupun beberapa ahli percaya bahwa momentum di balik adopsi institusional tidak dapat disangkal, tidak semua orang melihat perjalanan yang mulus ke depan. Allan Bartholomew, Pendiri Aspire Capital, mengingatkan untuk berhati-hati. Meskipun dia mengakui pentingnya arus masuk ETF Bitcoin pada bulan Mei, dia mencatat bahwa lonjakan ini mungkin menutupi beberapa risiko mendasar.
Pertama, menurut Bartholomew, ketidakpastian regulasi tetap menjadi tantangan yang terus-menerus, dengan sikap konservatif SEC terhadap kustodi dan manipulasi pasar masih membayangi. Dia juga menunjuk pada volatilitas Bitcoin, merujuk pada penurunan 28% di awal 2025 sebagai pengingat bahwa arus masuk institusional tidak selalu berakar pada keyakinan jangka panjang.
“Risiko sistemik, seperti potensi likuidasi dari kegagalan kripto masa lalu dan pasar spot Bitcoin yang tidak diatur, juga dapat mengguncang harga. Ketegangan geopolitik atau perubahan ekonomi makro menambah ketidakpastian lebih lanjut. Antusiasme investor ritel, yang sering memperkuat permintaan ETF, mungkin juga menutupi volatilitas mendasar. Sementara minat institusional tumbuh, risiko ini menuntut optimisme yang hati-hati,” tuturnya kepada BeInCrypto.
Selain kerapuhan sistemik, sentralisasi menjadi isu lain yang mendominasi percakapan di kalangan puris Bitcoin. Dengan masuknya Wall Street ke Bitcoin, beberapa orang melihat kemungkinan manajer aset besar mengendalikan sebagian besar pasokan yang beredar sebagai ancaman potensial terhadap etos desentralisasi Bitcoin.
Mike Ermolaev, Pendiri Outset PR, memperingatkan bahwa konsentrasi BTC yang semakin besar di antara segelintir manajer aset yang kuat dapat menciptakan titik-titik kegagalan sentral. Baginya, peran utama Wall Street dalam gelombang institusional adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ini memperkuat relevansi Bitcoin dalam keuangan tradisional. Di sisi lain, ini berisiko merusak desentralisasi yang awalnya membuat Bitcoin revolusioner.
“Ironisnya adalah bahwa adopsi massal mungkin datang dengan mengorbankan kedaulatan—kecuali kita, sebagai pengguna, terus memprioritaskan kustodi mandiri dan desentralisasi di tingkat protokol dan sosial,” opinnya.
- Baca Juga: Bitcoin vs. Emas: Mana Investasi Terbaik pada 2025?
2025 dan 2026 Bisa Menandai Era Baru untuk Peran Bitcoin dalam Keuangan
Seiring percepatan adopsi institusional, begitu pula pertanyaan tentang apa yang sebenarnya dihadapi masa depan. Alex Andera, CMO Algos One, mengharapkan lebih banyak perusahaan yang terdaftar secara publik mulai memegang BTC di neraca mereka, menggunakannya sebagai lindung nilai terhadap devaluasi mata uang.
Selain itu, dia percaya negara-negara akan mulai memegang Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional mereka.
“Normalisasi Bitcoin sebagai aset treasury ini menandakan pergeseran struktural, dari aset spekulatif menjadi penyimpan nilai setara kedaulatan,” ujarnya.
Pada saat yang sama, penyedia infrastruktur berlomba untuk mendukung transisi ini. Gate, misalnya, memposisikan diri untuk membuat adopsi kripto jangka panjang dapat terjadi oleh institusi dalam skala besar.
“Gate akan terus berinvestasi dalam infrastruktur, inovasi produk, dan aksesibilitas global untuk memenuhi permintaan era berikutnya ini,” tegas Lee.
Peran Bitcoin tidak lagi terbatas pada spekulasi. Seiring dengan adopsinya di tingkat tertinggi keuangan publik dan swasta, apa yang dulu tampak mustahil kini nampaknya semakin tak terhindarkan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!